Indonesia Convention Exhibition ICE
dan Gairah MICE di Indonesia
Oleh Robert Adhi Ksp
Indonesia Convention Exhibition,
gedung konvensi dan ekshibisi yang dibangun di lahan seluas 22 hektar di
kawasan BSD City, Tangerang, Banten, akan menggairahkan industri MICE (meeting,
incentive, conference, and exhibition) di Indonesia. Ruang konvensi atau grand
ballroom di Indonesia Convention Exhibition (ICE) ini memiliki luas 4.000 meter
persegi dan dapat dibagi dalam empat ruangan. Foto diambil Sabtu (25/7/2015).
Indonesia Convention Exhibition (ICE)
yang kini memiliki luas 117.000 meter persegi dan kelak akan memiliki luas
sampai 200.000 meter persegi merupakan gedung konvensi dan ekshibisi terbesar
di Indonesia dan Asia Tenggara. Jika ICE diperluas hingga 200.000 meter
persegi, gedung konvensi dan ekshibisi itu akan berada di posisi dua besar di
Asia, di bawah China Import and Export Fair Complex di Guangzhou, Tiongkok
(338.167 meter persegi). Posisi ICE (jika luasnya sudah 200.000 meter persegi)
akan berada di atas Shanghai New International Expo Centre di Shanghai,
Tiongkok (199.741 meter persegi), IMPACT Exhibition and Convention Center di
Nonthaburi, Thailand (140.283 meter persegi), Guangdong Modern International
Exhibition Center di Dongguan, Tiongkok (116.128 meter persegi), KINTEX di
Goyang-si, Korea Selatan (108.696 meter persegi), China International
Exhibition Center di Beijing, Tiongkok (106.838 meter persegi), Shenzhen
Convention & Exhibition Center di Shenzhen, Tiongkok (104.980 meter
persegi), Singapore Expo Convention Center (100.335 meter persegi), Tokyo Big
Sight di Tokyo, Jepang (80.825 meter persegi), dan Cotai Expo di Makau (75.251
meter persegi).
Namun, saat ini dengan luas 117.000
meter persegi, ICE masih berada di posisi lima besar Asia. Berapa pun posisi
ICE di Asia, yang pasti kehadiran ICE di BSD City bakal menggairahkan industri
MICE di Indonesia dan Asia. ICE dioperasikan oleh Deutsche Messe, perusahaan
operator global asal Jerman yang diakui dunia. Deutsche Messe adalah organizer
pameran dagang terkemuka, di antaranya Hannover Messe, CeBIT, CeMAT, Domotex,
dan LIGNA. Deutsche Messe juga operator Shanghai New International Expo Centre
(SNIEC), venue paling sukses di Asia. ICE memiliki 10 hall yang luas totalnya
mencapai 50.000 meter persegi. Fasilitas lainnya yang dimiliki ICE adalah
gedung konvensi atau dinamakan grand ballroom seluas 4.000 meter persegi (yang
bisa dibagi menjadi empat ruangan), 29 ruang rapat dengan total luas 5.000
meter persegi, pre-function lobby seluas 7.500 meter persegi, ruang VIP, ruang
medis, serta ruang outdoor yang luas dan panjang.
ICE juga sudah menyediakan 4.000
tempat parkir (1.500 di parkir bawah, 1.500 parkir di outdoor, dan 1.000
lainnya di badan jalan dekat ICE, serta parkir di gedung-gedung Sinarmas Land
yang lokasinya tidak terlalu jauh.
ICE dibangun oleh dua perusahaan terkemuka
Indonesia, yaitu Kompas Gramedia (Medialand) dan Sinarmas Land (BSD). Komposisi
kepemilikan saham ICE adalah Kompas Gramedia 51 persen dan Sinarmas Land 49
persen. Kedua perusahaan ini mendirikan perusahaan patungan bernama PT
Indonesia International Expo (IIE).
Mengapa Sinarmas Land tertarik terjun
pada industri MICE? Menurut Direktur PT IIE Ishak Chandra, yang juga CEO
Strategic Development and Services Sinarmas Land, industri MICE membutuhkan
gedung yang memadai. Saat ini terdapat 400.000 perusahaan di Indonesia. Jika 1
persen dari jumlah ratusan ribu perusahaan itu menggelar rapat dan pertemuan,
artinya akan ada 4.000 pertemuan. Jumlah gedung MICE di Jakarta yang
representatif masih bisa dihitung dengan jari, di antaranya JIExpo Kemayoran
dan Jakarta Convention Center di Senayan. Namun, gedung MICE di Jakarta masih
minim sehingga banyak perusahaan kesulitan mencari tempat yang pas.
Fakta inilah yang membuat Sinarmas
Land mencari mitra strategis. Pengembang yang membangun kawasan BSD City itu
kemudian menggandeng Kompas Gramedia yang sudah berpengalaman mengoperasikan
MICE dan juga memiliki sejumlah gedung MICE di sejumlah kota di Indonesia.
Keduanya sepakat membangun gedung MICE yang terbesar di Indonesia dan Asia
Tenggara, bahkan termasuk yang terbesar di Asia. Keduanya juga sepakat
menggandeng Deutsche Messe, operator global asal Jerman yang mengantongi banyak
pengalaman mengoperasikan gedung MICE di sejumlah kota di dunia.
BSD City sebagai kawasan baru di luar
kota Jakarta yang menjadi lokasi ICE pun makin memikat. Kawasan ini terus
berkembang pesat. Kehadiran ICE akan memberikan efek domino bagi kawasan itu
dan juga bagi masyarakat Tangerang. Lapangan pekerjaan diharapkan akan makin
banyak terserap.Vice President PT Deutsche Messe Venue Operator Aage Hansen
memuji gedung ICE yang berkualitas tinggi. Deutsche Messe, katanya, sudah siap
mengoperasikan gedung ini dan menggairahkan industri MICE di Indonesia. Hansen
mengatakan sudah banyak orang asing yang tahu tentang ICE dan mereka sudah meminta
informasi tentang gedung MICE itu.
Akomodasi untuk mereka yang menggelar
acara MICE di ICE sudah tersedia. Di kawasan ICE saat ini sedang dibangun Hotel
Santika Premier (bintang 4 plus) dengan 270 kamar. Dalam satu-dua tahun ke
depan akan dibangun dua hotel baru.Indonesia Convention Exhibition (ICE) yang
dibangun di lahan seluas 22 hektar di kawasan BSD City, Tangerang, Banten ini
merupakan gedung MICE terbesar di Asia Tenggara dan salah satu yang terbesar di
Asia. Foto diambil Sabtu (25/7/2015).
Indonesia Convention Exhibition (ICE)
yang berlokasi di kawasan BSD City, Tangerang, Banten ini merupakan gedung MICE
terbesar di Asia Tenggara dan termasuk yang terbesar di Asia. ICE dibangun di
lahan seluas 22 hektar. Foto diambil Sabtu (25/7/2015). Di kawasan BSD, Gading
Serpong, Alam Sutera, dan sekitarnya terdapat belasan hotel dengan jumlah kamar
sekitar 3.000. Hotel-hotel ini siap menyambut kedatangan tamu-tamu ICE.
Beberapa event sudah digelar di ICE
meski gedung MICE ini belum resmi dibuka, di antaranya konser Michael Buble (29
Januari 2015) dan Katy Perry (Mei 2015) yang disaksikan ribuan penonton. Berbagai
acara digelar menyambut grand opening ICE bulan Agustus 2015, di antaranya
penampilan grup band K-Pop "Bigbang" asal Korsel (1 Agustus), Teater
Koma/Sam Pek Eng Tay (31 Juli-2 Agustus), Jember Carnaval (2/8), Dog Show
(2/8), Food Bazzar (1-9/8), Cookin' Nanta Show (6-9/8), Magenta Orchestra
(8-9/8), Bricktopia (2/8), Ice 3x3 Basket Ball Competition (7-9/8), Worlds of
Gaming/WOG (6-9/8). Acara terbesar adalah Gaikindo Indonesia International Auto
Show pada 20-30 Agustus yang menggunakan semua hall dan ruangan ICE.
Indonesia Convention
Exhibition (ICE) yang dibangun di lahan seluas 22 hektar di BSD City,
Tangerang, Banten, menjadi gedung MICE terbesar di Asia Tenggara.Yang tetap
perlu disoroti adalah soal infrastruktur jalan. Jangan sampai akses jalan
selalu menjadi persoalan bagi setiap gedung MICE. Saat ini ada tiga akses jalan
menuju ICE. Pertama, dari Jalan Tol JORR Pondok Indah-Bintaro-BSD menuju
perempatan Giant-German Center. Kedua, dari Jalan Tol Jakarta-Tangerang menuju
Gading Serpong (Km 18) dan menembus ke BSD. Ketiga, akses jalan baru dari Jalan
Raya Serpong (bekas Bundaran BSD yang sudah dibongkar).
Akses keempat yang sedang diselesaikan
adalah terusan Jalan Tol BSD yang keluar langsung ke kawasan ICE dan AEON Mall.
Jika jalan ini selesai dibangun, akses ke ICE akan makin mudah dan cepat.Akses
kelima yang akan diselesaikan menjelang penyelenggaraan Asian Games 2018 adalah
Jalan Tol Serpong-Bandara. Jika jalan tol ini rampung, akses dari bandara ke
ICE bisa dipangkas menjadi 15-20 menit. Jalan tol ini harus diselesaikan segera
mengingat ICE akan menjadi tuan rumah bagi tujuh cabang olahraga Asian Games
2018. Indonesia sudah ditunjuk menjadi tuan rumah.
Selain akses jalan, sudah waktunya
pengembang membangun infrastruktur transportasi massal seperti LRT dan monorel
di seputar Serpong dan Tangerang. Ini tentu akan memudahkan warga mengunjungi
berbagai acara MICE di ICE. Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan menghadiri
peresmian ICE pada Agustus mendatang. Ini sinyal benderang bahwa Presiden
mendukung penuh industri MICE, termasuk di dalamnya industri kreatif. Kehadiran
ICE tentu membanggakan Indonesia karena gedung ICE termasuk yang terbesar di
Asia. Berbagai pameran nasional dan internasional akan digelar di gedung ini
dan akan menggairahkan industri MICE. Semoga masyarakat merasakan efek domino
dan mendapatkan nilai tambah dari kehadiran ICE. (Sumber : Kompas, 29 juli
2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar